Morfem
adalah satuan gramatikal terkecil yang dapat membedakan makna/arti. Morfem
dibagi menjadi dua yaitu: morfem terikat dan morfem bebas. Morfem terikat tidak
bisa berdiri sendiri, morfem terikat tidak terdapat sebagai sebuah kata tetapi
selalu dirangkaikan dengan satu atau lebih morfem yang lain menjadi satu kata.
Misalnya dalam bahasa Indonesia bentuk cinta, makan, dan satu adalah mofem,
sedangkan ber- dalam kata bersatu disebut morfem terikat.
B.
Perbedaan Morfem, Morf, dan Alomorf
vMorfem
|
Morf
|
Alomorf
|
Satuan terkecil yang
sudah diketahui maknanya.
Contoh:
![]()
membuat
![]()
menulis
![]()
menyanyi
![]()
menginjak
![]()
mengejar
mem-, men-, meny-, meng-,
dan menge-
dapat digunakan
berulang-ulang, itu menandakan morfem.
|
Bentuk yang belum
diketahui statusnya.
![]()
men
meng
morf
meny
menge
|
Variasi.
![]()
men
meng
meN
meny
menge
variasi dari morfem meN
(meNasal).
|
C. Perbandingan Morfem
dengan Kata
Morfem adalah satuan
gramatikal terkecil yang dapat membedakan makna/arti. Morfem dibagi menjadi dua
yaitu: morfem terikat dan morfem bebas. Morfem terikat tidak bisa berdiri
sendiri, morfem terikat tidak terdapat sebagai sebuah kata tetapi selalu
dirangkaikan dengan satu atau lebih morfem yang lain menjadi satu kata.
Kata adalah Leksem (calon
kata) yang telah mengalami salah satu proses morfologis.
Perbedaan antara morfem dan
kata yaitu pada lingkup kajian morfologi morfem merupakan objek kajian terkecil
dan kata merupakan objek kajian terbesar.
D. Prinsip-Prinsip
Pengenalan Morfem
Untuk mengenal morfem
secara jeli dalam bahasa Indonesia, diperlukan petunjuk sebagai pegangan. Ada
enam prinsip yang saling melengkapi untuk memudahkan pengenalan morfem (Lihat
Ramlan, 1980), yakni sebagai berikut:
3.1 Prinsip pertama
Bentuk-bentuk yang
mempunyai struktur fonologis dan arti atau makna yang sama merupakan satu
morfem.
membaca
kemanusiaan
Contoh:
baca
ke-an
pembaca
kecepatan
bacaan
kedutaan
membacakan
kedengaran
Karena struktur fonologis
dan
Satuan tersebut
walaupun
maknanya sama, maka satuan
struktur
fonologisnya sama,
tersebut merupakan morfem
bukan merupak morfem
yang
sama.
yang sama
karena makna gramatikalnya berbeda.
3.2 Prinsip Kedua
Bentuk-bentuk yang
mempunyai struktur fonolis yang berbeda, merupakan satu morfem apabila
bentuk-bentuk itu mempunyai arti atau makna yang sama, dan perbedaan struktur
fonologisnya dapat dijelaskan secara fonologis. Perubahan setiap morf itu
bergantung kepada fonem awal morfem yang dilekatinya.
Contoh:
mem –
:
membawa
meN-
men
-
: menulis
meny
-
: menyisir
meng -
: menggambar
me-
: melempar
Perubahan setiap morf itu
bergantung kepada fonem awal morfem yang dilekatinya.
3.3 Prinsip Ketiga
Bentuk-bentuk yang
mempunyai struktur ontologis yang berbeda, sekalipun perbedaannya tidak dapat
dijelaskan secara fonologis, masih dapat dianggap sebagai satu morfem apabila
mempunyai makna yang sama, dan mempunyai distribusi yang komplementer.
Perhatikan contoh berikut:
ber-
: berkarya, bertani, bercabang
bel-
: belajar, belunjur
be-
: bekerja, berteriak, beserta
Kedudukan afiks ber- yang
tidak dapat bertukar tempat itulah yang disebut distribusi komplementer.
3.4 Prinsip Keempat
Apabila dalam deretan
struktur, suatu bentuk berpararel dengan suatu kekosongan, maka kekosongan itu
merupakan morfem, ialah yang disebut morfem zero.
Misalnya:
Rina membeli sepatu
Rina menulis surat
Rina membaca novel
Rina menggulai ikan
Rina makan pecal
Rina minum susu
Semua kalimat itu
berstruktur SPO. Predikatnya tergolong ke dalam verba aktif transitif. Lau pada
kalimat a, b. c, dan d, verba aktif transitif tersebut ditandai oleh meN-,
sedangkan pada kalimat e dan f verba aktif transitif itu ditandai kekosongan
(meN- tidak ada), kekosongan itu merupakan morfem, yang disebut morfem zero.
3.5 Prinsip Kelima
Bentuk-bentuk yang
mempunyai struktur fonologis yang sama mungkin merupakan satu morfem, mungkin
pula merupakan morfem yang berbeda. Apabila bentuk yang mempunyai struktur
fonologis yang sama itu berbeda maknanya, maka tentu saja merupakan fonem yang
berbeda.
Contoh:
a. Jubiar
membeli buku
b. Buku itu sangat
mahal
a. Juniar
membaca buku
b. Juniar
makan buku tebu
Satuan buku pada
kalimat 1. a dan 1. b merupakan morfem yang sama karena maknanya sama. Satuan
buku pada kalimat kalimat 2. a dan 2. b bukanlah morfem yang sama karena
maknanya berbeda.
3.6 Prinsip Keenam
Setiap bentuk yang tidak
dapat dipisahkan merupakan morfem. Ini berarti bahwa setiap satuan gramatik
yang tidak dapat dipisahkan lagi atas satuan-satuan gramatik yang lebih kecil,
adalah morfem. Misalnya, satuan ber- dan lari pada berlari,
ter- dan tinggi padatertinggi tidak dapat
dipisahkan lagiatas satuan-satuan yang lebih kecil. oleh karena itu,ber-, lari, ter,
dan tinggi adalah morfem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar