A.Pengertian Morfologi
Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan
dasar bahasa sebagai satuangramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata
serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata
Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk
bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi
gramatik maupun fungsi semantik.
Kata Morfologi berasal dari kata morphologie. Kata morphologie
berasal dari bahasa Yunani morphe yang digabungkan dengan logos. Morphe
berarti bentuk danlogos berarti ilmu. Bunyi [o] yang terdapat
diantara morphe dan logos ialah bunyi yang biasa muncul diantara dua kata yang
digabungkan. Jadi, berdasarkan makna unsur-unsur pembentukannya itu, kata
morfologi berarti ilmu tentang bentuk.
Dalam kaitannya dengan kebahasaan, yang dipelajari dalam morfologi
ialah bentuk kata. Selain itu, perubahan bentuk kata dan makna (arti) yang
muncul serta perubahan kelas kata yang disebabkan perubahan bentuk kata itu,
juga menjadi objek pembicaraan dalam morfologi. Dengan kata lain, secara
struktural objek pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada tingkat
terendah dan kata pada tingkat tertinggi.
Kata-kata seperti learn,
learns, learned, danlearning menunjukkan sebuah hubungan
dalam bentuk dan makna sejenis yang sistematis, karena pola-pola sejenis
seperti kata-kata tersebut selalu ada dalam verb bahasa
Inggris. Salah satu sub bidang dalam linguistics yang membahas pola-pola
tersebut disebut morphology (Geert, 2005: 4).
Dalam hal ini Geert
(2005: 7) menjelaskan, “In present-day linguistics, the term ‘morphology’
refers to the study of the internal structure of words, and of the systematic
form–meaning correspondences between words.” Lebih lanjut, menurut
Geert morphology adalah kajian ilmu tentang susunan internal dari kata dan
hubungan bentuk dan makna dengan kata tersebut.
Intinya adalah jika syntax membahas tentang bagaimana kata-kata
disusun dalam sebuah kalimat, maka morphology membahas bentuk kata-kata
tersebut.
2. Definisi Morfologi
Menurut Beberapa Ahli
1. Morfologi adalah ilmu bahasa tentang
seluk-beluk bentuk kata (struktur kata)
Sumber: Zaenal Arifin
dan Juaiyah “Morfologi: Bentuk, Makna, dan Fungsi”
2. Morfologi adalah cabang linguistik yang
mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal.
Sumber: J. W. M.
Verhaar “Asas-Asas Linguistik Umum”
3. Morfologi adalah bidang linguistik yang
mempelajari susunan bagian-bagian kata secara gramatikal.
Sumber: J. W M.
Verhaar “Pengantar Linguistik”
4. Menurut Ramlan (1978:2) Morfologi adalah
bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau mempelajari seluk beluk struktur
kata serta pengaruh perubahan-perubahan struktur kata terhadap golongan dan
arti kata.
Menurut Nida (1974: 1)
menyatakan bahwa morfologi adalah suatu kajian tentang morfem-morfem dan
penyusunan morfem dalam rangka pembentukan kata.
Sumber: Syahwin
Nikelas “Pengantar Linguistik Untuk Guru Bahasa”
5. Menurut Crystal (1980: 232-233) morfologi
adalah cabang tata bahasa yang menelaah struktur atau bentuk kata, utamanya
melalui penggunaan morfem.
Menurut Bauer (1983:
33) morfologi membahas struktur internal bentuk kata.
Menurut Rusmaji (1993:
2) morfologi mencakup kata, bagian-bagiannya, dan prosesnya.
Menurut O’Grady dan
Dobrovolsky (1989: 89-90) morfologi adalah komponen kata bahasa generatif
transformasional (TGT) yang membicarakan tentang struktur internal kata,
khususnya kata kompleks.
Sumber: Abdul Muis
Ba’dulu dan Herman “Morfosintaksis”
B. Morfologi sebagai bagian dari Linguistik
Morfologi adalah
cabang linguistik yang mengidentifikasikan satuan- satuan dasar bahasa sebagai
satuan grametikal. Morfologi mempelajari seluk- beluk bentuk kata serta
pengaruh perubahan- perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata.atau
dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk – beluk bentuk kata serta fungsi
perubahan- perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi
samantik.
Morfologi (linguistik) ilmu yang mempelajari tentang
morfem- morfem dalam bahasa.
. Kajian Morfologi
Jika fonologi mengidentifikasi satuan dasar bahasa sebagai
bunyi, morfologi mengidentifikasi satuan dasar bahasa sebagai satuan
gramatikal. Bagian dari kompetensi linguistik seseorang termasuk pengetahuan
mengenai morfologi bahasa, yang meliputi kata, pengucapan kata tersebut,
maknanya, dan bagaimana unsur-unsur tersebut digabungkan (Fromkin & Rodman,
1998:96). Morfologi mempelajari struktur internal kata-kata. Jika pada umumnya
kata-kata dianggap sebagai unit terkecil dalam sintaksis, jelas bahwa dalam
kebanyakan bahasa, suatu kata dapat dihubungkan dengan kata lain melalui aturan.
Misalnya, penutur bahasa Inggris mengetahui kata dog, dogs, dan dog-catcher
memiliki hubungan yang erat. Penutur bahasa Inggris mengetahui hubungan ini
dari pengetahuan mereka mengenai aturan pembentukan kata dalam bahasa Inggris.
Aturan yang dipahami penutur mencerminkan
pola-pola tertentu (atau keteraturan) mengenai bagaimana kata dibentuk dari
satuan yang lebih kecil dan bagaimana satuan-satuan tersebut digunakan dalam
wicara. Jadi dapat disimpulkan bahwa morfologi adalah cabang linguistik yang
mempelajari pola pembentukan kata dalam bahasa, dan berusaha merumuskan aturan
yang menjadi acuan pengetahuan penutur bahasa tersebut. Dalam hubungannya
dengan sintaksis, beberapa relasi gramatikal dapat diekspresikan baik secara
infleksional (morfologis) atau secara sintaksis (sebagai bagian dari struktur
kalimat), misalnya pada kalimat He loves books dan He is a lover of books. Apa
yang di dalam suatu bahasa ditandai dengan afiks infleksional, dalam bahasa
lain ditandai dengan urutan kata dan dalam bahasa yang lain lagi dengan kata
fungsi. Misalnya dalam bahasa Inggris, kalimat Maxim defends Victor (Maxim
mengalahkan Victor) memiliki makna yang berbeda dengan kalimat Victor defends
Maxim (Victor mengalahkan Maxim). Urutan kata sangat penting. Demikian
halnya jika bahasa Inggris memiliki penanda have dan be, bahasa Indonesia
menggunakan afiksasi untuk mengungkapkan hal yang sama, misalnya: Dokter
memeriksa saya. The doctor examinesme. Saya diperiksa dokter. I
was examined by the doctor. Selain itu, semua morfem memiliki struktur
gramatikal yang dilekatkan padanya. Terkadang, makna gramatikal hanya tampak
jika morfem tersebut digabungkan dengan morfem lain (seperti pada afiks yang
dapat mengubah makna gramatikal). Morfem infleksional adalah morfem yang tidak
memiliki makna di luar makna gramatikal, seperti penanda jamak â€s†dalam bahasa
Inggris. Tetapi morfem lain memiliki pengecualian, seperti pada kata hit –
hit (present – past), atau sheep – sheep
(tunggal – jamak). Tata bahasa tradisional tidak mengenal konsep maupun morfem.
Sebab morfem bukan merupakan satuan dalam sintaksis dan tidak semua
morfem punya makna secara filosofis. Morfem dikenalkan oleh kaum strukturalis
pada awal abad ke-20.
- Identifikasi Morfem
- Identifikasi Morfem
Untuk menentukan bahwa sebuah satuan bentuk merupakan morfem
atau bukan kita harus membandingkan bentuk tersebut di dalam bentuk lain. Bila
satuan bentuk tersebut dapat hadir secara berulang dan punya makna sama, maka
bentuk tersebut merupakan morfem. Dalam studi morfologi satuan bentuk yang
merupakan morfem diapit dengan kurung kurawal ({ }) kata kedua menjadi {ke} +
{dua}.
- Morf dan Alomorf
Morf adalah nama untuk semua bentuk yang belum diketahui statusnya. Sedangkan Alomorf nama untuk bentuk bila sudah diketahui status morfemnya (bentuk-bentuk realisasi yang berlainan dari morfem yang sama) .
Melihat . me-
Membawa . mem-
Menyanyi . meny-
Menggoda . meng-
- Klasifikasi Morfem
Morf adalah nama untuk semua bentuk yang belum diketahui statusnya. Sedangkan Alomorf nama untuk bentuk bila sudah diketahui status morfemnya (bentuk-bentuk realisasi yang berlainan dari morfem yang sama) .
Melihat . me-
Membawa . mem-
Menyanyi . meny-
Menggoda . meng-
- Klasifikasi Morfem
Klasifikasi morfem didasarkan pada kebebasannya, keutuhannya,
maknanya dan sebagainya.
- Morfem bebas dan Morfem terikat
Morfem Bebas adalah morfem yang tanpa kehadiran morfem lain
dapat muncul dalam pertuturan. Sedangkan yang dimaksud dengan morfem terikat
adalah morfem yang tanpa digabung dulu dengan morfem lain tidak dapat muncul
dalam pertuturan. Berkenaan dengan morfem terikat ada beberapa hal yang perlu
dikemukakan. Pertama bentuk-bentuk seperti : juang, henti, gaul, dan , baur
termasuk morfem terikat. Sebab meskipun bukan afiks, tidak dapat muncul dalam
petuturan tanpa terlebih dahulu mengalami proses morfologi. Bentuk lazim
tersebut disebut prakategorial. Kedua, bentuk seperti baca, tulis, dan tendang
juga termasuk prakategorial karena bentuk tersebut merupakan pangkal kata,
sehingga baru muncul dalam petuturan sesudah mengalami proses morfologi. Ketiga
bentuk seperti : tua (tua renta), kerontang (kering kerontang), hanya dapat
muncul dalam pasangan tertentu juga, termasuk morfem terikat. Keempat, bentuk
seperti ke, daripada, dan kalau secara morfologis termasuk morfem bebas. Tetapi
secara sintaksis merupakan bentuk terikat. Kelima disebut klitika. Klitka
adalah bentuk singkat, biasanya satu silabel, secara fonologis tidak mendapat
tekanan, kemunculannya dalam pertuturan selalu melekat tetapi tidak dipisahkan
.
5.3.2 Morfem Utuh dan Morfem
Terbagi
Morfem utuh adalah morfem dasar, merupakan kesatuan utuh. Morfem
terbagi adalah sebuah morfem yang terdiri dari dua bagian terpisah. Catatan
yang perlu diperhatikan dalam morfem terbagi. Pertama, semua afiks
disebut konfiks termasuk morfem terbagi. Untuk menentukan konfiks atau bukan,
harus diperhatikan makna gramatikal yang disandang. Kedua, ada afiks yang
disebut sufiks yakni yang disisipkan di tengah morfem dasar.
5.3.3 Morfem Segmental dan
Suprasegmental
Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem segmental.
Morfem suprasegmental adalah morfem yang dibentuk oleh unsur suprasegmental
seperti tekanan, nada, durasi.
- Morfem beralomorf zero
Morfem beralomorf zero adalah morfem yang salah satu alomorfnya
tidak berwujud bunyi segmental maupun berupa prosodi melainkan kekosongan.
- Morfem bermakna Leksikal dan
Morfem tidak bermakna Leksikal
Morfem bermakna leksikal adalah morfem yang secara inheren
memiliki makna pada dirinya sendiri tanpa perlu berproses dengan morfem lain.
Sedangkan morfem yang tidak bermakna leksikal adalah tidak mempunyai makna
apa-apa pada dirinya sendiri.
- Morfem Dasar, Bentuk Dasar, Pangkal
(stem), dan Akar(root)
Morfem dasar bisa diberi afiks tertentu dalam proses afiksasi
bisa diulang dalam suatu reduplikasi, bisa digabung dengan morfem lain dalam
suatu proses komposisi. Pangkal digunakan untuk menyebut bentuk dasar dari
proses infleksi. Akar digunakan untuk menyebut bentuk yang tidak dapat
dianalisis lebih jauh.
C. Perbandingan
morfologi dengan leksiologi
A. Pengertian leksikologi
Adalah Leksikologi mempelajari
seluk beluk kata ialah mempelajari perbendaharaan kata dalam suatu
bahasa, mempelajari pemakaian kata serta artinya seperti dipakai oleh
maayarakat pemakai bahasa.
B. Perbandingan morfologi dengan leksikologi
v Adalah bahwa morfologi mempelajari arti yang
timbul sebagai akibat peritiwa gramatik, biaa die but gramatik (grammatical
meaning) atau makna sedangkan lekikologi mempelajari arti yang lebih kurang
tetap yang terkandung dalam kata. Yang lazim disebut leksikal (lexical
meaning)
Contoh:..
Rumah = berumah
Di
samping kata rumah terdapat juga kata berumah di
mana keduanya sama-sama memiliki arti leksikal
Rumah berarti “
bangunan untuk tempat tinggal”, bngunan pada umumnya
Berumah berarti “
mempunyai rumah, diam, tinggal”
Arti leksial dan
pemakaian kata tersebut dibiarakan dalam leksikologi, sedangkan dalam morfologi
dibicarakan perubahan bentuknya dari rumah menjadi berumah.
v Perbandingan Morfologi dengan Leksikologi
Morfologi danLeksikologi sama-sama mempelajari kata, arti kata, akan tetapi si antara keduanya terdapat perbedaan. Leksikologi mempelajari arti yang lebih kurang tetap yang terkandung dalam kata atau yang lazim disebut arti leksis atau makna leksikal, sedangkan morfologi mempelajari arti yang timbul akibat peristiwa gramatis yang biasa disebut arti gramatis atau makna gramatikal. Sebagai contoh kita bandingkan kata kosong dengan mengosongkan. Kedua kata itu masing-masing mepunyai arti leksis atau makna leksikal. Kosong antara lain artinya ada lima butir seperti yang tertera pada contoh di atas, sedangkan mengosongkan makna atau artinya ‘menjadikan atau membuat jadi kosong’. Mengenai arti leksis kedua kata tersebut dibicarakan dalam leksikologi, sedangkan dalam morfologi dibicarakan makna atau arti yang timbul akibat melekatnya imbuhan atau afiks meN-kan.
D. PENGERTIAN
ETIMOLOGI
Etimologi adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari asal-usul suatu kata
(Chaer,2008:7). Misalkan kata etimologi sebenarnya diambil dari bahasa Belandaetymologie yang
berakar dan bahasa yunani étymos (arti sebenarnya adalah
sebuah kata) dan lògos (ilmu). Pendeknya, kata etimologi itu
sendiri datang dari bahasa Yunani ήτυμος (étymos, arti kata) dan λόγος (lógos,
ilmu). Kata sinonim berasal dari bahasa yunani syn yang
artinya ‘dengan’ dan kata bahasa yunani Onoma yang berarti
‘nama’. Contoh lain kata sekaten (dalam bahasa Jawa) berasal
dari bahasa Arab syahadatain yaitu ‘ucapan dua k alimat
syahadat’.
Etimologi mencoba untuk merekonstruksi informasi mengenai
bahasa-bahasa yang sudah lama untuk memungkinkan mendapatkan informasi langsung
mengenai bahasa tersebut (seperti tulisan) untuk diketahui. Dengan
membandingkan kata-kata dalam bahasa yang saling bertautan, seseorang dapat
mempelajari mengenai bahasa kuno yang merupakan “generasi yang lebih lama”.
Dengan cara ini, akar bahasa yang telah diketahui yang dapat ditelusuri jauh ke
belakang kepada asal-usul bahasa.
Perbandingan Morfologi
dengan Etimologi
Dalam penyelidikan makna, morfologi berdekatan dengan leksikologi, sedangkan dalam penyelidikan bentuk, morfologi berdekatan dengan etimologi, yakni ilmu yang menyelidiki seluk-beluk, asal-usul kata secara khusus (Ramlan 1978 dalam Prawirasumantri, 1985 : 109).
Walau morfologi dan etimologi mempelajari masalah yang sama yakni perubahan bentuk, namun ada perbedaannya. Morfologi mempelajari perubahan kata yang disebabkan atau yang terjadi akibat sistem bahasa secara umum. Sebagai contoh, dari kata pakai terbentuk kata-kata baru pakaian, memakai, dipakai, terpakai, berpakaian. Perubahan-perubahan itu disebabkan oleh sistem bahasa yaitu sistem afiksasi atau pembubuhan afiks. Gejala itulah yang dipelajari oleh morfologi. Namun perhatikanlah contoh-contoh berikut: kenan di samping berkenan; ia di samping dia, yang, dan –nya dan tuan di samping tuhan. Perubahan-perubahan tersebut bukan bersifat umum atau bukan akibat sistem bahasa Indonesia. Perubahan tersebut hanya terjadi untuk kata-kata tersebut, tidak berlaku untuk kata-kata lain. Perubahan-perubahan itu bukan dipelajari oleh morfologi atau ilmu asal-usul kata
Dalam penyelidikan makna, morfologi berdekatan dengan leksikologi, sedangkan dalam penyelidikan bentuk, morfologi berdekatan dengan etimologi, yakni ilmu yang menyelidiki seluk-beluk, asal-usul kata secara khusus (Ramlan 1978 dalam Prawirasumantri, 1985 : 109).
Walau morfologi dan etimologi mempelajari masalah yang sama yakni perubahan bentuk, namun ada perbedaannya. Morfologi mempelajari perubahan kata yang disebabkan atau yang terjadi akibat sistem bahasa secara umum. Sebagai contoh, dari kata pakai terbentuk kata-kata baru pakaian, memakai, dipakai, terpakai, berpakaian. Perubahan-perubahan itu disebabkan oleh sistem bahasa yaitu sistem afiksasi atau pembubuhan afiks. Gejala itulah yang dipelajari oleh morfologi. Namun perhatikanlah contoh-contoh berikut: kenan di samping berkenan; ia di samping dia, yang, dan –nya dan tuan di samping tuhan. Perubahan-perubahan tersebut bukan bersifat umum atau bukan akibat sistem bahasa Indonesia. Perubahan tersebut hanya terjadi untuk kata-kata tersebut, tidak berlaku untuk kata-kata lain. Perubahan-perubahan itu bukan dipelajari oleh morfologi atau ilmu asal-usul kata
E. Perbandingan Morfologi dengan Sintaksis
Morfologi
dan sintaksis adalah bidang tatanan linguistik yang secara tradisional disebut
tata bahasa atau gramatika, kedua bidang tatanan itu memang berbeda. Namun
seringkali batas antara keduannya menjadi kabur karena pembahasan yang satu
tudak dapat di lepaskan dengan pembahasan yang lainnya. Berikut adalah masing-masing
tugas dari morfologi dan sintaksis.
Morfologi
mempelajari seluk-beluk kata itu sendiri secara mandiri tanpa memperhatikan
hubungannya dalam kalimat. Tegasnya dapat dikatakan bahwa unsur yang paling
kecil yang dipelajari oleh morfologi ialah morfem dan yang paling besar ialah
kata.
Untuk
menentukan sebuah satuan bentuk adalah morfem atau bukan, kita harus
membandingkan bentuk tersebut di dalam kehadirannya dengan bentuk-bentuk lain.
sedangkan
sintaksis mempelajari unsur yang paling kecil ialah kata dan yang terbesar
adalah kalimat
1. struktur sintaksis mencangkup masalah ,
fungsi,kategori,dan peranan sintaksis
2. satuan-satuan sintaksis yang berupa kata ,
frase , klausa,kalimat, dan wacana
3. hal-hal yang berkenaan dengan sintaksis,
seperti masalah modus, aspek dan sebagainnya .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar